Studi kasus tentang “Analisa Dampak Pembangunan Terhadap Perekonomian Lingkungan Sekitar”
LAWAN INDOMARET, WARGA HARUS KONSISTEN
Minggu, 26 September 2010 17:31 |
MALANG- Sikap sejumlah warga Bumiayu yang mendadak berubah soal gugatan terhadap IMB dan HO Indomaret Kyai Parseh mengundang tanda tanya. Warga pun diingatkan agar sejak awal harus teliti dan berhati-hati sebelum memberi persetujuan untuk perizinan. “Motivasi awal warga itu apa? Kenapa mau cabut dukungan untuk perizinan? Ini merupakan fenomena aneh. Harus ada observasi lebih jauh,” kata Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Malang (YLKM), Soemito, kemarin. Agar persoalan ini tidak terulang, Soemito mengingatkan agar warga lebih teliti dan mempertimbangkan secara matang sebelum memberi izin. Sehingga sikap warga tetap konsisten. Dia menjelaskan, sebenarnya warga bisa menyampaikan ketidaksetujuan sejak awal saat proses perizinan Indomaret baru diajukan. Sehingga tidak memunculkan persoalan baru setelah Indomaret beroperasi. Lebih lanjut Soemito mengingatkan agar Indomaret yang berada di pemukiman penduduk tidak sampai mematikan usaha kecil milik warga. Ia mencontohkan keberadaan toko-toko kecil milik warga dan pasar tradisional harus tetap eksis. Sementara itu, Sekretaris Komisi B DPRD Kota Malang, Bambang Triyoso mengatakan, jika ada warga yang terganggu karena keberadaan Indomaret bisa saja mengajukan gugatan di PTUN. Sebab menurut dia, gugatan di PTUN yang menjadi jawaban dan mendapat kepastian hukum atas perizinan yang sudahdikantongi. Soal sikap warga yang mulai berubah, Bambang mengingatkan agar warga lebih konsisten memperjuangkan haknya. Terutama bagi kepentingan pemilik toko kecil di sekitar Indomaret Kyai Parseh. “Lain kali, warga harus menunjukan keseriusannya. Apalagi hal-hal yang berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat, terutama pemilik toko kecil,” tandas politisi PKS ini. Lebih lanjut dia menjelaskan, Indomaret sebagai retail moderen akan membawa dampak sosial ekonomi yang besar bagi masyarakat. “Pertama akan mematikan retail di sekitarnya, kedua membuat perubahan pola konsumerisme masyarakat yang semuanya sebenarnya merugikan,” kata dia. Sedangkan persoalan ketiga, lanjut Bambang, tidak membawa dampak signifikan untuk perputaran dana di kota pendidikan ini. “Secara ekonomi regional akan menyedot dana masyarakat untuk dibawa keluar Malang dan tidak sempat beredar di Malang karena suplai barang dagangan Indomaret masih terpusat menguntugkan perusahaan besar atau pabrik yang mayoritas di luar Malang,” pungkasnya. (van/mar) |
Sumber Literatur:
http://www.malang-post.com/index.php?option=com_content&view=article&id=18459%3Alawan-indomaret-warga-harus-konsisten&Itemid=71
Berdasarkan wacana diatas, kami memiliki beberapa hipotesis bahwa, dengan menghilangnya tuntutan warga Bumiayu terhadap IMB dan HO pendirian Indomaret dikarenakan oleh beberapa sebab, yaitu sebagai berikut:
· Pihak masyarakat memilih sikap pesimis atau dengan kata lain warga Bumiayu tidak memiliki kekuatan hukum yang cukup kuat untuk melawan pembangunan Indomaret.
· Terjadi suap kepada sejumlah tokoh masyarakat yang memiliki peran dan berpangaruh dimata masyarakat Bumiayu.
· Antara pihak masyarakat dengan pihak pengelola Indomaret sudah menemui titik terang, dimana antar keduanya terjadi simbiosis mutualisme dengan kata lain, ada suatu kesepakatan yang saling menguntungkan antar keduanya.
Dari hipotesis yang kami ajukan, kemudian kami terjun ke masyarakat guna memperoleh data tentang perkara ini dengan mengadakan wawancara kepada salah satu warga Bumiayu. Berikut adalah kutipan hasil wawancara kami:
Narasumber : Bapak Hadi
Tempat : Jalan Parseh Bumiayu, Kedungkandang Malang
Tanggal : 17 Maret 2011
Waktu : 16.00 WIB
Hasil Wawancara :
T : Bagaimana sikap awal warga Bumiayu terhadap pembangunan proyek Indomaret
diwilayah ini?
J : Awalnya kami sangat tidak setuju dengan dibangunnya proyek tersebut. Karena banyak diantara warga disini yang mengais rejeki dari berdagang toko dan warung. Takutnya kalau sampai proyek tersebut jadi dilaksanakan pelanggan kami menjadi sepi. Hal tersebut dapat mematikan perekonomian masyarakat disini.
T : Lalu, mengapa saat ini masyarakat seolah berubah sikap seratus delapan puluh derajat yang semula menolak pembangunan proyek ini kini menjadi tidak mempermasalahkannya?
J : Seiring bertambahnya waktu, kami mulai jenuh untuk berdemo. Tetapi kami tetap melakukan mediasi kepada pihak Indomaret sendiri untuk mencari jalan tengahnya. Dari hasil perundingan dengan mereka, kami mendapatkan kesepakatan yang cukup menyenangkan yaitu: pihak Indomaret akan mengadakan perekrutan besar-besaran yang diprioritaskan untuk pemuda warga sekitar yangg masih menganggur uuntuk bekerja di perusahaan tersebut. Selain itu kami juga berpikir bahwa dengan hadirnya Indomaret di lingkungan kami merupakan sebuah dampak dari kebijakan pemerintah yang menggalakkan pembangunan kota wilayah timur. Hal ini haruslah kami terima dengan lapang dada.
T : Lalu bagaimana dengan nasib toko anda kedepan?
J : Saya ya hanya bisa pasrah, toh rejeki yang mengatur kan tuhan. Barangkali raya akan membuka bengkel tambal ban saja.
Dari hasil wawancara dengan warga diatas, kami menyimpulkan bahwa masyarakat berada di garis yang tidak berdaya, mau tidak mau mereka harus menerima keberadaan Indomaret di tengah lingkungannya tersebut. Untuk itu kami menyarankan kepada para perencana untuk lebih mempertimbangkan dampak pembangunan terhadap faktor perekonomian masyarakat sekitar, Janganlah menjadi kompetitor yang hanya akan memusnahkan ekonomi rakyat yang berujung pada peningkatan angka pengangguran di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar